Press Release
Bandung, 8 Desember 2010
Konferensi Mahasiswi Jawa Barat 2010
Mahasiswi Jawa Barat Bicara: Kontribusi Kampus untuk Kebangkitan Jawa Barat dan Indonesia
BKLDK (Badan Kordinasi Lembaga Dakwah Kampus) memiliki tanggung jawab untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh mahasiswa agar bisa berkontribusi bagi kebangkitan masyarakat. Islam sebagai landasan dalam pergerakannya senantiasa menginspirasi BKLDK menggerakkan mahasiswa untuk melakukan perubahan. Oleh karena itu, berbagai kegiatan telah dilakukan. 18 Oktober 2009, BKLDK berhasil menghadirkan tidak kurang dari 5.000 mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia di dalam sebuah momen akbar, Konferensi Mahasiswa Islam Indonesia. Kini, BKLDK kembali menyelenggarakan momen pergerakan mahasiswa, KMJB (Konferensi Mahasiswi Jawa Barat) 2010, Selasa 7 Desember 2010 di Aula Graha Sanusi Hardjadinata Universitas Padjajaran, Bandung.
KMJB 2010 diselenggarakan oleh BKLDK Wilayah Jawa Barat dan Keputrian DKM (Dewan Keluarga Masjid) Universitas Padjajaran bekerjasama dengan LDK-LDK di kampus Bandung yang berada dalam jaringan BKLDK. Momen ini diselenggarakan untuk menjadi salah satu ajang reposisi, agregasi dan maksimalisasi potensi intelektual mahasiswi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan civitas akademika kampus dan kalangan intelektual lainnya dalam melakukan perubahan di tengah masyarakat menuju Indonesia yang lebih baik dengan Islam. Selain itu, konferensi ini juga ditujukan untuk meneguhkan tanggung jawab kalangan intelektual, terutama intelektual muda dan khususnya mahasiswi untuk memberikan kontribusi dalam upaya menuju Jawa Barat dan Indonesia bangkit serta mandiri dengan menjadikan Islam sebagai landasan pergerakannya.
Alhamdulillah, sesuai rencana, KMJB 2010 dihadiri oleh Ibu Gubernur Jawa Barat, Hj. Netty Prasetiani Heryawan untuk memberikan Keynote Speech. Adapun Rektor Universitas Padjajaran, Prof. Ganjar Kurnia, Ir.,D.E.A memberikan dukungannya pada acara ini, meskipun beliau berhalangan hadir. Kemudian, KMJB 2010 juga diisi dengan orasi dari 5 mahasiswa yang berasal dari Unikom, UPI, UIN Sunan Gunung Djati, ITB, dan UNPAD. Mereka menyuarakan apa yang terjadi dengan Jawa Barat dan Indonesia serta solusinya. Sementara itu, Intellectual Speech disampaikan oleh Dr. Hendri Saparini (Direktur Econit), Prof. Dr. Ina Primiana (Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia), Indira S. Rahmawaty, S.IP., M.Ag. (Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati Bandung) dan Ustadzah Iffah Rahmah (Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia).
Dalam keynote speechnya, ibu Hj. Netty Prestiani Heryawan memaparkan bahwa acara ini harus berkontribusi positif dan kongkrit untuk kebangkitan Jawa Barat yang memiliki karunia sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang berlimpah. Beliau juga menyatakan bahwa kelompok muda yang terbukti menjadi penggerak dalam berbagai perubahan, memiliki kesempatan besar untuk melakukan perbaikan Jawa Barat baik secara struktural maupun kultural di Jawa Barat. Keynote speech beliau ditutup dengan pernyataan bahwa usaha kita sebagai manusia (ikhtiar basyari) harus bertemu dengan iradah (kehendak) ilahi. Keynote Speech dari ibu Gubernur Jawa Barat dilanjutkan orasi mahasiswi yang disampaikan dengan semangat bergelora dan menggemakan aula Graha Sanusi Hardjadinata.
Sementara itu intellectual speech yang disampaikan oleh Dr. Hendri Saparini diawali dengan apresiasi terhadap acara ini bahwa acara ini adalah acara yang luar biasa atau tepatnya diluar kebiasaan karena hanya konser musiklah yang biasanya mampu menarik mahasiswa yang berjumlah ribuan. Dr. Hendri menegaskan bahwa masalah yang dihadapi Jawa Barat sejalan dengan masalah yang dihadapi Indonesia secara umum, kemiskinan, penganggguran dll. Dan jika kita ingin berkontribusi untuk membawa Indonesia dan Jawa Barat keluar dari masalah ini, maka kita harus memahami kenapa kita berkontribusi. Untuk memahami kenapa kita berkontribusi maka kita harus mengetahui dan memahami fakta dan setelah itu kita harus mengetahui solusinya. Solusi akan sangat tergantung pada ideologi atau paradigma yang akan kita gunakan. Ideologi inilah yang harus kita tegaskan, termasuk para mahasiswi tegaskan. Dr. Hendri menunjukkan bahwa kita tidak hanya perlu menjadi intelektual tapi harus menjadi pejuang intelektual. Intellectual Speech Dr. Hendri Saparini ini disambung dengan Intellectual Speech dari Prof. Dr. Ina Primiana yang menjelaskan bahwa Jawa Barat harus mengubah leading sector industrinya. Prof. Ina menunjukkan bahwa mahasiswi memiliki peluang untuk memajukan daerahnya masing-masing dengan mengetahui potensi daerah serta melakukan positioning terhadap potensi daerahnya tersebut.
Indira S.Rahmawaty., S.IP., M.Ag pada Intellectual Speech selanjutnya menyampaikan tentang potensi, energi dan kekuatan besar yang dimiliki mahasiswi harus dihadapkan pada liberalisasi pendidikan yang mengerdilkan potensi kampus termasuk potensi mahasiswi. Karena dengan liberalisasi kampus terjadi komodifikasi pendidikan, pendidikan dianggap sebagai barang dagangan. Kampus juga seringkali menjadi tempat untuk melahirkan pemikiran yang mengamini kebijakan kapitalis. Ini adalah realitas yang harus diubah oleh para mahasiswi, sebuah realitas yang menghalang hadirnya kebangkitan. Intellectual Speech ditutup dengan orasi yang disampaikan oleh Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia, Ustadzah Iffah Rahmah yang menyampaikan bahwa ideologi Islamlah yang akan mengantarkan pada kebangkitan. Ideologi Islam yang diemban sebuah sistem Khilafah, sehingga yang harus kita lakukan saat ini adalah menyosialisasikan ideologi Islam secara massif, memberikan gambaran setiap subsistem dalam sistem Islam mulai dari pemerintahan, ekonomi, sosial dan lainnnya. Ustadzah Iffah Rahmah menutup Intellectual Speech dengan dorongan agar kita mau bekerja keras, bersusah payah dalam upaya membangkitkan umat ini.
KMJB 2010 dihadiri oleh lebih dari 1.200 mahasiswi yang berasal dari berbagai kampus di Jawa Barat, di antaranya adalah dari UNPAD, ITB, IPB, UPI, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Unikom, Unisba, kampus-kampus di Cianjur, Sukabumi, Purwakarta, Subang, Cimahi, Sumedang, Cirebon, Indramayu, Ciamis, Banjar, Tasikmalaya dan daerah-daerah lainnya. Dalam acara ini, disampaikan pernyataan sikap mahasiswi Jawa Barat yang berisi pandangan mahasiswi Jawa Barat tentang masalah yang terjadi di Jawa Barat dan analisis terhadapnya. Pernyataan ini ditutup dengan sebuah keyakinan bahwa sikap yang harus diambil oleh mahasiswi dan oleh seluruh masyarakat dalam melakukan perubahan menuju Jawa Barat dan Indonesia yang bangkit adalah dengan syariah dan Khilafah. Acara yang diselenggarakan bertepatan dengan tahun baru 1432 Hijriah ini diakhiri dengan penandatangan pernyataan sikap oleh mahasiswi dari berbagai Universitas yang ada di Jawa Barat.